Sabtu, 23 Maret 2013

Timnas Indonesia Harus Kalah?

Luar biasa itu mendengar komentar-komentar para suporter Indonesia menjelang pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Arab Saudi, begitu optimis dan penuh harapan untuk kemenangan Indonesia. Mereka mengklaim bahwa Para Garuda Indonesia akan memberikan kemenangan dikarenakan susunan pemainnya sekarang lengkap dan ditangani pelatih yang mumpuni serta didukung oleh hampir 70 ribu suporter Indonesia yang akan siap sedia memberikan dukungan sepenuh hati. Harapan yang Mulia dan wajib untuk kita apresiasikan setinggi-tingginya. 

Tapi menurut saya hal itu terlalu berlebihan, karena saya berharap Timnas Indonesia Kalah. Dengan kekalahan akan membuat kita berpikir keras apalagi yang kurang dari skuad Indonesia, kita sudah melakukan Naturalisasi beberapa pemain asing, masa sih masih kalah. Meskipun kita menang, kemenanangan itu menurutku tidak akan membanggakan, soalnya yang main bukan pemain kita sendiri. 

Dengan melakukan Naturalisasi sebenarnya kita sudah kalah karena kita tidak percaya dengan kemampuan Anak Asli Indonesia yang mengalir darah Garuda di setiap aliran darahnya. Kita bisa melihat contoh yang nyata bahwa jepang dan korea selatan menggunakan hampir semua pemain asli dari negaranya dan mereka bisa bersaing di Ajang tertinggi sepakbola di Kancah Dunia.

Yang aku bisa ambil dari Jepang dan Korea selatan adalah mental yang kuat, yah mental, yang menurut aku belum dimiliki oleh para pemain Indonesia. Pemain kita terlalu mudah menyerah, mudah terprovokasi, dan berpikiran pendek saat bermain di lapangan. padahal untuk skill aku yakin kita memilki level yang tidak jauh berbeda.

Oleh karena itu, aku mohon maaf kepada para Suporter Indonesia lainnya bahwa aku menyadari Timnas kita masih belum siap untuk unjuk gigi di kancah lebih tinggi, masih banyak yang harus dibenahi. Harapanku ke depan, para garuda-garuda muda bisa digembleng dengan baik dan bisa memberikan harapan yang besar di masa depan. from now i'm just waiting and prying for Indonesia. :)

Minggu, 17 Maret 2013

Childhood is the best period


Kasihan itu anak-anak jaman sekarang, Hari minggu pagi biasanya menjadi hiburan buat mereka dengan menonton film anak-anak.

Sebagai penggila film anak-anak saya merasa prihatin dengan film anak-anak sekarang.

Dulu saya ingat, setiap minggu pagi sampai siang selalu duduk manis di depan TV menonton, mau besok ada ujian semesteran, ujian sekolah, maupun ujian nasional tidak membuatku absen sekalipun.

Semakin bertambahnya usia semakin sedikit film yang ingin ditonton, mungkin karena semakin dewasa.

Tapi saya menyadari karena memang filmnya kurang menarik, sampai sekarang saya masih menonton tapi hanya beberapa saja seperti One piece, naruto, dan bleach.

Mungkin itulah yang menyebabkan pikiriranku terlambat untuk mencapai kedewasaan.

Tidak pernah serius, usil, mod2an, kekanak-kanakan menjadi karakter kuat yang menyusun kepribadianku sampai saat ini.

Aku selalu memikirkan, bagaimana kalau semua sifat itu hilang dari diriku, apakah aku menjadi orang lain?

emm.. jawabannya mungkin saja, oleh karena itu aku akan tetap mempertahankannya, hanya saja lebih memperhatikan situasi dan kondisi

Aku suka membuat orang lain tertawa, dan hal itu membuatku senang dan puas bila melihat semuanya bahagia

Kembali ke topik awal, masa anak-anak merupakan masa yang paling membahagiakan, yang ada dipikiran mereka hanya main, main, dan main.

Apabila mereka sedih atau sedang marah gampang sekali untuk dihibur, hanya dituruti saja apa maunya, lucuw juga melihatnya karena dulu aku juga seperti itu.

Ngusilin anak-anak menjadi hal yang menyenangkan, meskipun mereka yang lebih sering ngusilin.

Bandel? banget, iseng? banget? nyebelin? pasti, tapi semua itu terbaikan dengan sifat lucuunya, imutnya, ngegemesinnya.

Selama ini saya mengamati peran anak-anak bila orang tua sedang berkumpul, mereka selalu bisa mencairkan suasa dimana para orang tua tidak punya bahan untuk diperbincangkan atau dilakukan.

Mereka terkadang melakukan interaksi dengan sang anak, dan dari situlah obrolan panjang dimulai.

Memang luar biasa sekali Allah SWT membuat anak-anak itu lucu, sehingga setiap orang dewasa melihatnya pasti akan tersentuh. Subhanallah

Sebagai penutup, aku berharap suatu saat bisa memiliki peranan yang besar dalam metetapan kebijakan yang melindungi dunia anak-anak, dunia dimana hal-hal positif dijarkan. Saat ini sudah sangat mengkawatirkan karena anak-anak terkontaminasi dengan pikiran orang dewasa. Let's save their life, Childhood is the best period :)